Tragedi di Puncak Carstensz: Bahaya Hipotermia yang Mengintai Para Pendaki!”

2 minutes reading
Sunday, 13 Apr 2025 14:22 6 Redaksi

Portalbaraya.com – Hipotermia saat mendaki gunung terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35°C akibat kehilangan panas secara terus-menerus.

 

Baca Juga: Keindahan Puncak Carstensz, Atap Tertinggi Indonesia

Hal ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Berikut adalah beberapa penyebab utama hipotermia dalam pendakian:

1. Cuaca Ekstrem dan Suhu Dingin di Ketinggian

  • Gunung memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan daerah dataran rendah, terutama di atas 3.000 mdpl.
  • Angin kencang dan badai salju dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.

2. Pakaian Tidak Memadai

  • Mengenakan pakaian yang tidak sesuai, seperti pakaian tipis, bukan bahan isolasi yang baik, atau tidak tahan air.
  • Pakaian basah akibat hujan, keringat, atau salju mempercepat kehilangan panas tubuh.

Baca Juga: Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz: Persahabatan Sejak SMP Berakhir di Atap Papua

4. Kelembaban dan Angin Dingin (Wind Chill Effect)

  • Udara lembab membuat tubuh lebih sulit mempertahankan panas.
  • Angin dingin mempercepat penguapan panas dari tubuh, menyebabkan suhu tubuh turun lebih cepat.

5. Kurangnya Pergerakan

  • Jika pendaki terlalu lama diam, terutama saat istirahat di tempat terbuka tanpa perlindungan, suhu tubuh akan menurun drastis.
  • Kondisi ini sering terjadi saat pendaki terjebak badai atau kelelahan di tengah perjalanan.

6. Efek Ketinggian (Hipoksia dan AMS)

  • Di atas 3.000 mdpl, kadar oksigen berkurang, menyebabkan tubuh kesulitan menghasilkan panas.

Baca Juga: Puasa Makin Fresh! Ini 7 Buah Wajib Biar Tetap Energi & Anti Lemas

  • Acute Mountain Sickness (AMS) bisa menyebabkan pusing, lemas, dan hilangnya kontrol tubuh, meningkatkan risiko hipotermia.

7. Dehidrasi

  • Dehidrasi menghambat sirkulasi darah, menyebabkan tubuh lebih sulit mempertahankan panas.
LAINNYA