Portalbaraya.com – Hormon kortisol adalah hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hormon ini bisa muncul karena banyak faktor.
Baca Juga: Jerawat Bikin Kesal? Ini Dia Penyebab Utamanya dan Cara Bikin Kulit Glowing!!
Penyebab Peningkatan Kortisol
- Stres Fisik dan Emosional – Tekanan kerja, kecemasan, kurang tidur, atau trauma.
- Kurang Tidur – Tidur yang tidak cukup atau tidak berkualitas meningkatkan produksi kortisol.
- Pola Makan Buruk – Konsumsi gula berlebih, kafein, atau makanan olahan dapat meningkatkan kortisol.
- Olahraga Berlebihan – Latihan fisik yang terlalu intens tanpa istirahat cukup bisa meningkatkan kortisol.
- Gangguan Hormon atau Penyakit – Sindrom Cushing, gangguan tiroid, atau resistensi insulin dapat meningkatkan kortisol.
Efek Kortisol Berlebih pada Wajah
1. Jerawat
Kortisol meningkatkan produksi sebum, yang bisa menyumbat pori-pori dan memicu jerawat.
Baca Juga: Awas! Kenali Tanda-Tanda Cuaca Ekstrem Sebelum Naik Gunung, Jangan Sampai Kena Masalah!
2. Kulit Kusam dan Kering
Kortisol menurunkan produksi kolagen dan elastin, menyebabkan kulit kehilangan kelembaban dan kecerahannya.
3. Penuaan Dini
Produksi kolagen yang berkurang akibat kortisol mempercepat munculnya kerutan dan garis halus.
4. Pembengkakan atau Puffiness
Kortisol menyebabkan retensi cairan, yang dapat membuat wajah tampak bengkak.
5. Hiperpigmentasi
Stres kronis dapat memicu peradangan dan menyebabkan munculnya flek hitam pada wajah.
6. Mata Panda
Kortisol memengaruhi kualitas tidur, menyebabkan lingkaran hitam di bawah mata.
Baca Juga: Punya Kulit Sensitif? Ini Rahasia Biar Tetap Glowing Tanpa Drama!
Cara Mengontrol Kortisol
- Kelola stres dengan meditasi atau teknik pernapasan.
- Tidur cukup (7-9 jam per malam).
- Konsumsi makanan sehat, termasuk protein, lemak sehat, dan sayuran.
- Hindari kafein dan gula berlebihan.
- Olahraga secukupnya dan beri waktu untuk pemulihan.
Jika kadar kortisol terlalu tinggi dalam waktu lama, bisa berdampak lebih serius pada kesehatan. Jika mengalami gejala berkepanjangan, sebaiknya konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.