Portalbaraya.com – Saat berada di gunung, hipotermia bisa menjadi kondisi berbahaya yang harus diwaspadai.
Baca Juga: Tragedi di Puncak Carstensz: Bahaya Hipotermia yang Mengintai Para Pendaki!
Berikut beberapa tanda-tandanya:
Tanda Awal Hipotermia:
- Menggigil terus-menerus –Tubuh mencoba menghasilkan panas.
- Kulit pucat dan dingin – Aliran darah ke ekstremitas menurun.
- Bibir dan ujung jari membiru – Akibat kurangnya oksigen dan suhu dingin.
- Berkurangnya koordinasi tubuh – Sulit berjalan lurus atau melakukan gerakan sederhana.
- Bicara mulai cadel atau melantur – Kesulitan berbicara dengan jelas.
- Lemas dan kelelahan berlebihan – Tubuh kehilangan energi untuk menjaga suhu.
- Denyut nadi melemah – Sirkulasi darah terganggu.
Baca Juga: Keindahan Puncak Carstensz, Atap Tertinggi Indonesia
Tanda Hipotermia Parah (Kritis):
- Tidak lagi menggigil – Ini tanda bahaya karena tubuh sudah kehilangan kemampuan mempertahankan panas.
- Kebingungan atau tidak sadar – Bisa mengalami halusinasi atau tertidur di tempat terbuka.
- Napas menjadi lambat dan dangkal – Indikasi sistem tubuh mulai gagal.
- Jantung berdetak sangat pelan atau tidak teratur – Bisa berujung henti jantung.
Apa yang Harus Dilakukan?
- Segera cari tempat berteduh dan jauhkan dari angin.
- Lepaskan pakaian basah dan ganti dengan pakaian kering dan hangat.
- Gunakan selimut termal atau sleeping bag untuk menjaga suhu tubuh.
- Beri minuman hangat (bukan alkohol atau kafein).
- Jika kondisinya parah, segera cari pertolongan medis.
Baca Juga: Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz: Persahabatan Sejak SMP Berakhir di Atap Papua
Jika mendaki gunung, selalu bawa pakaian hangat, jas hujan, serta tahu cara mengenali dan menangani hipotermia sebelum terlambat.